Selasa, 16 Februari 2010

ASMAUL HUSNA MAKNA Al Waduud Sang Maha Pencipta

Al Waduud Sang Maha Pencipta

Dialah yang mencintai hamba-hamba-Nya yang baik. Hanya Dialah yang paling layak untuk dicintai.
Alloh, dalam cinta-Nya yang tak terbatas dan mutlak terhadap hamba-hamba-Nya yang baik, telah memberikan kepada mereka kemampuan. Tetapi, yang terpenting adalah kemampuan untuk mencintai-Nya. Dia telah memberikan kepada mereka kemungkinan untuk menerima dan mencapai kebenaran yang berada di atas pemahaman akal biasa. Faydh adalah kemampuan khusus. Tetapi pemberian itu sendiri tidaklah cukup. Agar mampu memanfaatkan pencerahan itu, faydh, ada syarat yang lain, yaitu iman, dan iman itu diwujudkan dalam perbuatan, yaitu ibadah. Biarkanlah orang-orang yang mencari pencerahan menuju kepada kesalehan dan ibadah. Al Wadud adalah satu-satunya tujuan bagi hati yang mencari cinta Alloh. Tetapi, cinta hanya mungkin jika yang mencintai mengenal sang kekasih, keindahan, dan kesempurnaan sang kekasih.
Bagi kebanyakan orang, pengenalan bergantung pada indra dan indra itu banyak. Masing-masing indra tertarik kepada berbagai hal. Jika jiwa mengenal dirinya sendiri dan orang mengenal jiwanya sendiri, maka indra mengikuti jiwa yang mengenal kesemuanya. Alloh adalah kekasih jiwa karena semua kesempurnaan ada pada-Nya. Semua indra menyukai rasa manis abadi dari kesempurnaan ini.
Bagaimana seseorang dapat mencapai tingkat kepekaan dan pengetahuan jika secara alamiah raga mencintai kehidupannya yang baik, kesenangan, kesehatan, rumah, harta benda, perusahaan, dan sebagainya? Orang biasa tidak memerlukan pendidikan, kecerdasan, dorongan, dan petunjuk untuk mencintai semua hal itu. Tetapi untuk mencintai Alloh, setidak-tidaknya kita benar-benar membutuhkan akal dan petunjuk agar kita menyadari bahwa semua yang secara alamiah kita cintai adalah milik dan karunia Alloh, bahwa semua itu hanyalah tanda dari perhatian dan cinta-Nya kepada kita.
Semua yang kita cintai itu fana, seperti halnya diri kita sendiri. Yang kekal adalah jiwa kita yang suci, karunia terbesar bagi kita, dan Pemilik jiwa itu, yakni Pencipta kita. Kesadaran akan hal itu merupakan anugerah yang lebih besar dari semua yang kita miliki di dunia ini. Sebab, jika Alloh mencintai hamba-Nya, tentu Dia akan memberikan kepada orang tersebut pemahaman, kesadaran, iman, dan rasa cinta kepada-Nya.
Al Wadud di kalangan manusia adalah orang yang mencintai orang lain seperti cintanya kepada dirinya sendiri. Dia lebih mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri. Orang yang dirahmati itu berkata, “Aku berdoa agar pada hari kiamat aku akan merentang di atas seluruh neraka agar kaki orang-orang yang berdosa tidak terbakar.” Hadhrah ‘Ali RA berkata, “Jika engkau ingin dicintai oleh Tuhanmu, dekatilah orang-orang yang menolakmu. Bersikap pemurahlah kepada orang-orang yang kikir terhadap dirimu. Maafkanlah orang-orang yang menyakitimu.”
Kekasih Alloh bersabda, “Tidaklah seorang mukmin memandang wajah sesama mukmin dengan perasaan cinta, kecuali hal itu adalah lebih baik dibandingkan dengan sholat di masjidku sepanjang tahun. “Dia juga bersabda, “Orang beriman yang saling mencintai dan memerhatikan satu sama lain laksana tubuh: Jika salah satu bagiannya sakit, maka seluruh tubuh pun akan merasa sakit.”
Bahkan jika kita menderita di tangan orang-orang yang lebih kita cintai daripada diri kita sendiri, maka kita harus berkata, seperti perkataan Kekasih Alloh SAW ketika dia terluka pada Perang Uhud, “Ya Alloh, tunjukilah kaumku karena mereka tidak mengetahui apa yang mereka lakukan, mereka tidak mengenal kebenaran.”
BAGIAN HAMBA
‘Abd Al Wadud adalah orang yang cintanya kepada Alloh dan kepada orang-orang yang mencintai Alloh telah sempurna. Jika Alloh mencintai hamba-Nya, Dia menyebarkan cinta-Nya bagi si hamba itu dimana-mana sehingga semuanya, kecuali orang yang lalai mencintainya pula. Nabi Muhammad SAW, Kekasih Alloh, bersabda, “Jika Alloh mencintai seorang hamba, Dia memanggil malaikat Jibril RA dan berkata, ‘Aku mencintai hamba-Ku ini, cintailah dia juga.’ Malaikat Jibril berseru kepada langit dan berkata, ‘Wahai kalian yang berada di langit, Alloh mencintai hamba ini, maka cintailah dia juga!’ Dengan demikian semua yang berada di langit mencintainya. Kemudian cinta hamba tersebut diarahkan kepada makhluk-makhluk yang berada di bumi dan mereka juga mencintainya.”
Banyak wali telah menyatakan nama yang penuh kasih ini sebagai al ism al a’zham, nama teragung. Para pencari Kebenaran, orang-orang yang hendak melaksanakan perintah dengan rasa cinta dan keridhaan dan menjadi hamba Alloh yang baik harus sering membaca nama ini. Alloh mencintai hamba-hamba-Nya. Dia berfirman dalam sebuah hadits qudsi, “Tidaklah seorang hamba-Ku mendekati-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang Kuwajibkan atasnya. Dan tidaklah seorang hamba-ku terus mendekati-Ku dengan pekerjaan-pekerjaan yang disunatkan, kecuali Aku akan mencintainya. Jika Aku mencintainya, Aku menjadi telinganya yang dengannya dia mendengar, matanya yang dengannya dia menggenggam, dan kakinya yang dengannya dia berjalan.”
Sumber : Asmaul Husna dan Khasiat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar